Unsur Unsur Hadits (Rawi Sanad dan Matan)
ESENSI HADIS
(Rawi, Sanad dan Matan)
A. STANDAR
KOMPETENSI
Memberikan pemahaman kepada mahasiswa tertang
esensi hadis yaitu; sanad, matan dan rawi hadis. Mahasiswa dapat memahami
unsur-unsur yang terdapat dalam sebuah hadis meliputi sanad, matan dan rawi.
B. SAJIAN MATERI
Secara
stuktur, Hadis terdiri atas tiga unsur utama yakni rawi, sanad dan matan
(redaksi). Sebagai contoh Hadis berikut :
حَدَّثَنَا
أَبُو الْيَمَانِ قَالَ أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ قَالَ حَدَّثَنَا أَبُو الزِّنَادِ
عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ فَوَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ
لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِ
Telah menceritakan kepada kami Abu Al
Yaman berkata, telah mengabarkan kepada kami Syu'aib berkata, telah
menceritakan kepada kami Abu Az Zanad dari Al A'raj dari Abu Hurairah, bahwa
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Maka demi Zat yang
jiwaku di tangan-Nya, tidaklah beriman seorang dari kalian hingga aku lebih
dicintainya daripada orang tuanya dan anaknya[1].
a.
Rawi
Rawi[2]
bentuk jama dari kata ruwat yang berarti orang yang meriwayatkan[3].
Selain meriwayatkan Hadis seorang rawi berpungsi sebagai penerima, penyampai
dan pemelihara Hadis. Sedangkan menurut istilah adalah orang yang menerima
Hadis dan menyampaikannya dengan salah satu bahasa penyampaian (shaghat
al-ada).[4]
Menyampaikan Hadis dari seorang guru kepada orang lain, atau menuliskan dan
mendiwankannya pada suatu kitab. Seorang rawi tidak cukup hanya menerima dan
menyampaikan Hadis, rawi harus dapat memelihara Hadis.
Pada Hadis
yang diriwayatkan di atas, maka para rawi yang meriwayatkan Hadis tersebut
adalah:
(1)
Abu Hurairah (2) AL-Araj (3) Abu al-Zinad (4) Syu’aib (5) Abu al-Yaman (6) Bukhari
Bukhari
selain rawi terakhir, juga disebut sebagai mukharij atau mudawwin, yaitu orang
yang telah mencatat Hadis tersebut pada kitab Hadisnya yang bernama al-Jâmi
al-Shahih.
b.
Sanad
Sanad menurut
bahasa berarti penopang, sesuatu yang dibuat sandaran, atau biasa juga berarti
lereng bukit.[5]
Sedangkan menurut istilah sanad adalah sandaran perawi mulai dari mudawin
sampai kepada rawi yang meriwayatkan Hadis. Menurut Nuruddin ‘Itr sanad adalah rangkaian
mata rantai para rawi yang meriwayatkan Hadis dari yang satu kapada yang lain
sampai kepada sumbernya.
سلسلة الرواة الذين
نقلوا الحديث واحدا عن الاخر حتى يبلغوا الى قائله[6]
Sebagai jalur penyampai/ periwayat
Hadis, sanad terdiri atas seluruh periwayat mulai dari orang yang mencatat
Hadis tersebut dalam bukunya (kitab Hadis) hingga mencapai Rasulullah SAW. Sanad,
memberikan gambaran keaslian suatu riwayat. Jadi dalam teks Hadis riwayat
Bukhari di atas yang disebut dengan sanad adalah deretan kata-kata :
حَدَّثَنَا
أَبُو الْيَمَانِ قَالَ أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ قَالَ حَدَّثَنَا أَبُو الزِّنَادِ
عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
Dengan demikian, tersebut adalah:
(1)
Bukhari (2) Abu al-Yaman (3) Syu’aib (4) Abu
al-Zinad (5) Al-’Araj (6) Abu Hurairah .
c.
Matan
Matan secara
bahasa berarti punggung atau
tanah tinggi yang keras.[7]
Sedangkan menurut istilah matan adalah isi yang terkandung dalam hadis. Berita yang
berupa perkataan, perbuatan, taqrir atau hal ihwal Nabi SAW yang terletak
setelah sanad berakhir. Dari contoh Hadis sebelumnya maka matan Hadis
bersangkutan adalah:
فَوَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَا
يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِ
"Maka demi Zat yang jiwaku di
tangan-Nya, tidaklah beriman seorang dari kalian hingga aku lebih dicintainya
daripada orang tuanya dan anaknya”
Ulama ahli
Hadis telah melakukan pengkajian terhadap Hadis dari berbagia aspek untuk
mengetahui matan yang dapat dinisbatkan kepada pembicara/ sumbernya dan matan
mana yang tidak. Hal tersebut berhubungan dengan dapat atau tidaknya Hadis
tersebut diteriman dan diamalkan.
Terkait dengan matan, maka yang perlu
dicermati dalam memehami Hadis ialah:
1)
Asal sanad
sumber redaksi, apakah dinisbatkan kepada Nabi Muhammad SAW Atau bukan.
2)
Matan Hadis
itu sendiri dalam hubungannya dengan Hadis lain yang lebih kuat sanadnya
(apakah ada yang melemahkan atau menguatkan) dan selanjutnya dengan ayat dalam
Al-Qur’an (apakah ada yang bertolak belakang).
https://sanadhadits.blogspot.com/2024/11/kualitas-hadis.html
[4]Nuruddin ‘Itr, Manhaj al-Naqd fi
U’lûm al-Hadis, Endang Soetari dan Mujiyo, ‘Ulum al-Hadis 2,
(Bandung : Remaja Rosdakarya, 1995), hlm. 61.
[5]Ahmad Warson, Al-Munawwir,
hlm. 666
0 Response to "Unsur Unsur Hadits (Rawi Sanad dan Matan)"
Post a Comment