Kenapa Ketika Berdo'a Sering Mengangkat Tangan ke Langit

kenapa berdoa harus mengangkat tangan

Korelasi antara Do'a dan Langit - Mengangkat tangan ke arah langit ketika berdoa atau memandang ke atas ketika merenungkan Tuhan, menjadi mudah dapat dimengerti. Karena langit merupakan suatu petunjuk besar yang indah, penuh rahmat Allah dan tanda-tanda kesucian, kekuasaan, kearifan, keagungan, dan pengetahuann-Nya.

Sesunguhnya dia telah melihat segala tanda-tanda (kekuasaan) Tuhan yang paling besar (QS. Al-Najm [53]:18)

Itu merupakan suatu tempat, yang dari tempat inilah berbagai karunia Ilahiyah seperti air, udara, gas bermanfaat, panas, cahaya, dan beratus-ratus materi bermanfaat lainnya, turun ke bumi dan ke penghuni bumi.

Dan di langit terdapat (sebab-sebab) rezekimu dan terdapat (pula) ada yang dijanjikan kepadamu (QS Al-Dzariyat [51]:22)

Oleh karena itu, memusatkan perhatian ke langit dan mengangkat tangan ketika berdoa ke langit, membantu diterimanya doa itu (oleh Tuhan). Naiknya para malaikat atau para nabi, berbentuk kenaikan ke langit munuju pusat komando tertinggi Tuhan, bukan untuk menjumpai atau menemui-Nya secara tatap muka, melainkan sesunggahnya untuk melihat tanda-tanda keagungan-Nya yang merefleksikan Ketuhanan-Nya. 

Sesungguhnya dia telah melihat sebagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhanya yang paling besar (QS Al-Najm [53]:18)

Thabarsi, dalam kitab Majmau al-Bayan menafsirkan surat An-Najm ayat 18, sebagai berikut;
..... dan Abi Al-Aliyah mencatat: Nabi Allah Saw. ditanya apakah beliau bertemu Tuhan pada malam Mikraj.

Beliau menjawab: ‘Aku melihat sebuah kitab, kemudian sebuah tirai di belakangnya dan di balik tirai itu ada kecemerlangan. Aku tidak melihat apa-apa lagi.’ Abatsar (Abu Dzar?) dan Abi Sa’id Al-Khudhri juga mengatakan: ‘Nabi Saw. ditanya berkenaan dengan kata-kata Hati... melihat dan beliau menjawab: ‘Aku melihat sebuah cahaya.

Namun, Sya'bi merujuk kepada Abdullah ibn Al-Haris dan Ibn Abbas yang mengatakan: “Muhammad Saw. memang melihat Tuhannya. Kemudian, dia merujuk kepada Masruq yang meriwayatkan kepadanya percakapannya dengan Aisyah. Dia (Masruq) bertanya langsung kepada ‘Aisyah tentang masalah ini. ‘Aisyah mengatakan kepadanya bahwa pertanyaan ini membuat rambutnya berdiri (karena rasa ngeri). Masruq meminta ‘Aisyah menunggu sebentar, lalu Masruq membaca “ wan-najm..... ‘Aisyah kemudian menyuruhnya berhenti sebentar dan tidak mau pikiran Masruq mengembara. Nabi Saw. melihat Jibril dengan wajah sejati Jibril. Namun, barang siapa mengatakan bahwa Nabi Saw. telah melihat Allah, maka dia adalah pendusta. Allah Taala berfirman bahwa mata tidak mungkin melihat-Nya, tetapi Dia dapat memasuki mata ....

Sesungguhnya risalah (wahyu) Ilahiah kiranya turun dari langit ke bumi karena penerima wahyu adalah Nabi Saw. Bagaimanapun, beliau adalah seorang makhluk bumi yang bertempat di bumi. Oleh karena itu, beliau mendengarkan risalah ilahiah ini sebagai suara atau melihat dan membacanya dalam bentuk teks tertulis, menerima risalah dalam hatinya sebagai fenomena spontan. Jadi, risalah dalam bentuk seperti ini dapat diturunkan dari langit dan setan-setan agar dapat mendengarnya secara sembunyi-sembunyi, kiranya bersembunyi di langit. Dengan cara demikian, ayat-ayat Al-Quran, berkenaan dengan bagian ini, dapat mudah dimengerti dan diterima tanpa perlu menafsirkan gagasan .”turun“, “langit”, dan kisah tentang setan-setan yang bersembunyi di langit.

Sumber rujukan;
Muhammad Husaini Beheshti, METAFISIKA AL-QUR’AN “Menangkap Intisari Tauhid (Mizan : 2003 Bandung) 

0 Response to "Kenapa Ketika Berdo'a Sering Mengangkat Tangan ke Langit"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel